Tahukah Anda mengapa para pria ingin menikahi pasangannya? Menurut survey yang dilakukan oleh Heater Formaini, penulis buku Men the Darker Continent, terhadap 100 orang pria yang sudah menikah. Berikut beberapa jawaban dari mereka :


Bosan pacaran atau pun jadi bujangan. Bagi para pria yang sudah puas mencicipi manis pahitnya hidup membujang atau pun pacaran, maka salah satu solusi untuk keluar dari kebosanan melajang adalah dengan menikah. Umumnya mereka merasa jenuh jika berlama-lama hidup monoton, walaupun pada awalnya mereka senang jika hidup sendiri dan bebas pergi ke mana pun. Para pria yang capek pacaran lebih memilih untuk menikah, dengan tujuan untuk mengakhiri derasnya pengeluaran kantong untuk biaya pacaran, seperti nonton, makan, dan yang penting, mereka juga capek dari rasa cemburu atau pertengkaran, dan dampak buruk lainnya dari pacaran. Petualangan dari pacaran, hubungan putus-sambung, atau harus pedekate lagi dan lagi dengan cewek lain, terkadang juga membuat mereka kelelahan, sehingga terlihat membuat pernikahan sebagai pelarian.

Sudah siap menikah. Secara mental dan materi, fisik maupun psikis, para pria merasa sudah siap untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Bagi laki-laki, memang agak makan waktu untuk menyiapkan mentalnya memasuki gerbang pernikahan. Mereka merasa bahwa fase hidup yang mereka jalani sudah hampir sempurna, materi yang cukup, rumah atau apartemen yang nyaman, pekerjaan yang mapan, serta penghasilan yang memenuhi syarat, dan pacar, sehingga mereka merasa siap untuk langsung menikah. Para pria yang siap menikah biasanya sudah menemukanpasangan hidup yang bisa saling melengkapi, punya minat dan hobi sama, dan paham karakter masing-masing sehingga sepertinya tak ada yang lebih paham dirinya kecuali Anda.

Ingin hidup lebih lengkap. Seperti juga perempuan, sebagian besar pria juga menginginkan keturunan dan mereka merasa belum sreg disebut pria sejati jika belum memiliki keturunan. Alasan lainnya, mereka juga menginginkan perhatian yang membuatnya nyaman setelah adanya pernikahan, atau pun seseorang yang bisa memenuhi kebutuhannya setiap hari, tentunya selain orang tuanya, atau menyambut mereka setelah seharian lelah bekerja.

Gelisah dengan jam biologis-nya. Para pria juga memiliki jam biologis. Sebagian dari mereka tetap merasa khawatir jika di usia kepala empat belum juga menikah. Mereka jadi berpikir, apa mereka akan menjadi kakek-kakek padahal anak-anak mereka masih kecil. Jam biologis ini juga mendapat dukungan dari desakan orang tua yang sedang sakit keras atau orang tua yang ingin melihat anaknya bahagia, atau yang ingin segera menggendong cucu, atau pun sudah cocok dengan pasangan Anda. Selain orang tua, desakan pacar juga sering membuat mereka gerah, terutama bila setiap hari harus diinterograsi mengenai kapan menikah. Namun, dengan kondisi seperti itu, tidak semua lelaki yang didesak menikah langsung kabur, banyak juga yang pada akhirnya mengiyakan ajakan pasangannya.

Ambisi ‘memiliki’ pacar. Saat merasa cintanya terlalu besar pada terhadap pasangannya, maka para pria bisa menjadi egois ingin ‘memiliki’ pacarnya, guna mengikatnya agar tidak berpaling kepada lelaki lain. Untuk itu, jalan satu-satunya adalah dengan menikah.

Tidak ada alasan. Tidak semua pria memiliki alasan untuk menikahi pasangan atau pacarnya. Ada yang tidak memiliki alasan apa pun, dan bahkan keinginan untuk menikah bisa muncul begitu saja.

0 comments