PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengatakan, krisis keuangan global dan penurunan biaya interkoneksi mengakibatkan pendapatan perusahaan 2008 turun.
"Hingga kuartal III 2008, kinerja keuangan perusahaan menurun," kata Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno, saat paparan kinerja keuangan Telkom, di Jakarta.
Pada September 2008, perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp8,9 triliun turun 9,16% dibanding periode sama 2007 Rp9,8 triliun.
Ia menjelaskan, selama periode tersebut perseroan mengalami rugi kurs sekitar Rp75 miliar hingga Rp80 miliar.
Selain karena krisis keuangan global telah mengakibatkan nilai rupiah melemah terhadap dolar AS, rugi kurs juga dipengaruhi tingginya beban bunga.
"Merespon gejolak nilai tukar tersebut, perbankan nasional menaikkan bunga, padahal perseroan baru saja memperoleh pinjaman dari perbankan nasional untuk memenuhi belanja modal (capex) perusahaan," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, faktor lain adalah meningkatnya beban sewa frekuensi di luar perhitungan perseroan yang mencapai sekitar Rp400 miliar.
Meski begitu ujarnya, penurunan nilai tukar rupiah tidak terlalu mengkhawatirkan kinerja keuangan karena sebagian besar kewajiban perusahaan dalam bentuk mata uang lokal.
"Dari sekitar Rp17 triliun utang perseroan sebanyak 65% di antaranya utang rupiah, sedangkan dalam valuta asing atau dolar hanya sekitar 35%," katanya.
Pada triwulan III 2008, jumlah pelanggan seluler yang dikelola anak usaha PT Telkomsel mencapai 60,5 juta nomor meningkat 36% dari periode sama tahun 2007.
Demikian juga layanan telepon tetap nirkabel (FWA) Flexi tercatat 9,15 juta nomor, naik 63%.
Sementara itu Dirut Telkomsel Kiskenda Suriahardja menambahkan, laba bersih Telkomsel tercatat Rp9,08 triliun, turun 7% dibandingkan sebelumnya Rp9,7 triliun rupiah.
"Jumlah pelanggan dan pemakaian layanan seluler melonjak namun penurunan laba dipengaruhi turunnya tarif telepon," katanya.
Sedangkan Chief Operating Officer Telkom Ermady Dahlan meskipun terjadi penurunan kinerja saat ini, namun dalam jangka panjang akan kembali membaik karena dari sisi fundamental perseroan masih kuat.
"Tidak hanya dari sisi keuangan, tetapi fundamental perusahaan yang kokoh, seperti jumlah pelanggan yang meningkat dan bisnis baru mulai menunjukkan kinerja positif, seperti layanan data internet, dan TV berlangganan TelkomVision" katanya.
Karena itu Ermady optimistis hingga akhir 2008 kinerja tetap akan tumbuh meski pada kisaran yang lebih kecil.
"Perseroan saat ini terus melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi operator di Iran dan Timur Tengah lainnya," ujarnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments
Post a Comment