Tsunami di Samudera Hindia pada tahun 2004 bukan pertama kali menghantam daerah itu, menurut penelitian baru-baru ini. Dua negara telah bekerja sama untuk mengambil sample dari sedimen yang ada di Sumatera dan Thailand untuk meneliti sejarah tsunami.
Pada dua daerah itu, didapatkan bukti sedimen yang dibawa oleh tsunami raksasa itu berasal dari sekitar 600-700 tahun yang lalu. Penemuan itu dilaporkan di Nature, dapat digunakan untuk menentukan dasar secara statistik untuk tsunami di masa mendatang.
Gelombang tsunami membawa sedimen dalam jumlah besar ke dalam daratan. Semakin besar tsunami, akan semakin dalam dan jauh lapisan sedimen yang ditinggalkan. Di lokasi di mana hasil penyimpanan ini tidak terganggu oleh air dan angin, semuanya dapat digunakan sebagai rekaman historis dari kejadian yang sangat kuat ini setelah bertambahnya beberapa lapisan lagi.
Untuk meneliti sejarah tsunami di Samudra Hindia, dua kelompok mengambil contoh inti dari lapisan sedimen yang ada di bawah permukaan.
Satu kelompok dipimpin oleh Kruawun Jankaew dari Universitas Chulalongkorn di Thailand, mengambil 150 contoh di Phra Thong, pulau penghalang di pesisir barat Thailand. Kelompok lainnya dikepalai Katrin Monecke dari Universitas Pittsburgh, mengambil 100 contoh dari daerah Aceh.
Di kedua lokasi itu, lapisan pasir yang dalam ditemukan di bawah permukaan, sama dengan lapisan atas pasir yang ditinggalkan dari Tsunami tahun 2004. Dengan menggunakan radiocarbon umur dari lapisan pasir yang terkubur dapat diperkirakan, kedua tim itu memperkirakan lapisan itu berasal dari 600-700 tahun lalu.
Tim Dr Monecke juga menemukan bukti dari lapisan pasir yang lebih dalam, dengan perkiraan umur sekitar 1200 tahun. Dari sana diperkirakan bahwa waktu munculnya Tsunami adalah setiap 600 tahun sekali.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments
Post a Comment